Jumat, 15 Februari 2013


Pengertian Demokrasi menurut islam


Demokrasiadalahsebuahtatanan, bentukataumekanismesistemsuatu Negara sebagaiupayamewujudkankedaulatanrakyatatas Negara untukdijalankanolehpemerintah Negara tersebut.
MenurutSadek. J. Sulayman, dalamdemokrasiterdapatbeberapaprinsipbaku yang harusdiaplikasikandalamsebuah Negara demokrasi, di antaranya: (1) kebebasanberbicarabagiseluruhwarga. (2) pemimpindipilihsecaralangsung yang dikenal di Indonesia denganpemilu. (3) kekuasaandipegangolehsuaramayoritastanpamengabaikan yang minoritas. (4) semuaharustundukpadahukumatau yang dikenaldengansupremasihukum. Prinsip-prinsipinisejalandengan Islam.Kenyataaninibisadilihatdaribeberapahal, misalnyamekanismekepemimpinandalam Islam yang tidakdianggapsahkecualibiladilakukandenganbai’atsecaraterbukaolehsemuaanggotamasyarakat.Seorangkhalifahsebagaipemimpintertinggitidakbolehmengambilkeputusandenganhanyadilandaskanpadapendapatdirinyabelaka, iaharusmengumpulkanpendapatdariparacendikiawanatauahlipikirdarianggotamasyarakat.
Prinsip-prinsiptersebutjugasejalandengansejarahparakhalifah-khalifahdunia Islam padasaatawalmunculnya Islam, sepertikhutbah Abu Bakar yang diucapkansetelahbeliauterpilihsebagaikhalifahpertama, “Wahaisekalianmanusia, kalian telahmempercayakankepemimpinankepadaku, padahalakubukanlah orang yang terbaik di antara kalian.Jika kalian melihatakubenar, makabantulahaku, danjika kalian melihatakudalamkebatilan, makaluruskanlahaku.Taatilahakuselamaakutaatkepada Allah, makabilaakutidaktaatkepada-Nya, janganlah kalian mentaatiku.” Dari pidatosingkatbeliau, kitasudahbisamenyimpulkanbahwasahnyapadasaatitu, masyarakat di hadapanhukumsudahdianggapmempunyaikedudukan yang sama. Makadariitu, bilasajabeliau (Abu Bakar) melakukansebuahkesalahan, beliaumemintauntukdiingatkanatauditegur.Kenyataaninimerupakansuatufaktabahwabenih-benihdemokrasisudahdimunculkanoleh Islam jauhsebelumpara Negara-negarasekulermengagung-agungkandemokrasi.
Dalam Islam, demokrasibukanhanyasekedarpemilihanpemimpinsertaanggotaparlemennyasecaralangsung, akantetapipengertiandemokrasidalam Islam lebihluasdanmenyeluruhdarianggapantersebut. Terdapatbanyakayat Al-Quran yang menjelaskanasas-asasdemokrasiitusendiri: “… sedangurusanmerekadiputuskandenganmusyawarah di antaramereka …” (Asy-Syura 38) dan “… karenaitumaafkanlahmereka, mohonkanampunanbagimereka, danbermusyawarahlahdenganmerekadalamurusanitu…” (Ali Imran 159). Ayatinimengandungsebuahanjuran agar kitaselalumengaplikasikandemokrasiterhadapsegalabentukbidangkehidupan, baikdalamberumahtangga, bermasyarakatataubernegara.Kandunganayattersebutsangatmenganjurkanadanyasalingbermusyawarahdalammenetapkansebuahkeputusan, asasini yang menjadiprinsipdemokrasisaatinisetelahbeberapaabadsebelumnya Islam telahmendengungkannya.
Alangkahindahnyaberkeluarga, bermasyarakatdanbernegarabilasemuakeputusandilandaskanpadapermusyawarahan.Inimerupakansebuahasas yang mungkinharusdimilikioleh Negara-negarademokrasiataurumahtangga.Karenabaiksebuah Negara yang sekalipunpimpinannyadipilihsecaralangsungakantetapitidakmengenalistilahmusyawarah, makapemerintahantersebuttidakakanefektif.